Minggu, 05 Juni 2011

GAME ENGINE

Diposting oleh febrina tomodachi di Minggu, Juni 05, 2011

Sejarah video game
                Dari jaman dulu permainan sudah banya sekali. Dari yang permainan tradisional dampai permainan seperti playstation. Seiring perkembangan jaman, permaian atau game semakin maju. Sekarang sudah banyak video game untuk bebrbagai macam game didunia. Dan tidak banyak juga video game itu diangkat dari permaian tradisional jaman dulu. Seperti contohnya Nintendo yang merupakan salah satu produsen video game terbesar di Jepang. Dulunya adalah pengembangna permainan kartu jepang yang diberi nama Hanafuda. Baru bertahun-tahun setelah berdiri, dibentuklah divisi game elektronik yang seiring berjalannya waktu menjadi bisnis utama perusahaan ini. Sebaliknya divisi game tradisonal (card game) malah teredksi dan akhirnya dihilangkan . sega dan Microsoft sebenarnya bukanlah pionir dalam electronic( video) game. Mereka hany bergerak mengikuti keadaan pasar.


Adalah William Higinbothman, seorang fisikawan nuklir penggemar mesin Pinball, ang menganggap tempatny bekerja terlalu membosankan karena  pengunjung yang datan ke sana hanya berjalan keliling, melihat panel-panel dan diagram pembangkit nuklir. Maka sekitar tahun 1950-an, dengan menggunakan  Osiloskop, kapasitor, computer analog dan 2 potensiometer sebagai alat input, dia menciptakan game elektronik terdokumentasi pertama di dunia , yang dia sebut “Tennis For Two”. Bahkan setelah melihat orang berbondong-bondogn dating ke sana hanya untuk menjadi industry yang besar. Game non komersial pertama yang berhasil membuka mata orang akanbesarnya potesial industry elektrobik adalah “Spacewar.”
Con-operated (arcade) game dan home system (konsol) lahir hampir bersamaan pada tahun 1972. Arcade game dipelopori oleh Atari sedangkan konsol pertama diberi nama Magnavox Odyssey. Saat itu keduanya meraih sukses besar, walaupun elakangan diketahui bahwa tren lebih mengarah ke game konsol. Tahun 1970-an banyak perusahaan berlomba-lomba mendirikan divisi game karena prospeknya yang sengan menggiurkan.  Sebagian malah sama sekali sebelumnya. Contoh paing ekstrim adlaah diluncurkannya home system buatan Connection Leather Company (Coleco).
Beberapa waktu kemudian barulah mereka menyadari kesalahan ini, yaitu saat game-game tidak berutu membanjiri pasaran. Banyak pemilik SAtari 2600 misalnya, menyesal membeli sebagian besar game yang menjadi koleksi mereka. Konsumen mulai belajar memilih sehingga banyak konsol yang tumbang di  pasat karenanya. Nintendo Entertainment System (NES) merupakan salah satu dati sedikit konsol yang tetap bertahan karena menerapkan quality insurance dengan baik. Personal computer (PC) juga bertahan karena sifatnya yang multifungsi.
           Dengan demikian orang-orang tidak lagi bernafsu untuk berlomba menciptakan konsol sendiri. Sebagai gantinya ketertarikan mulai bergeser kea rah pengembangan game softwere. Semakin hari penggemar permainan elektronik ini semakin bertamah, sedangkan harganya semakin murah. Dibutuhka produktivitas yang tinggi dengan biaya seminimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan pasar. Jawaban atas masalah ini asalah game engine.


Pengertian Game Engine

            Engine bukanlah executable program, artinya engine tidak bisa dijalankan sebagai program yang berdiri sendiri. diperlukan sebuah program utama sebagai entry point atau titik awal jalannya program . pada C++, entry point-nya adalah fungsi 'main().' Basanya program utama ini relatif pendek. game engine adalah program yang 'monotori'jalannya suaat program game. kalau game diilustrasikan sebagai'music' yang keluar dari mp3 player, maka engine adalah 'mp3 player' dan program utama adalah 'data mp3' yang dimasukkan ke dala mp3 player tersebut.
                Dengan adanya engine, waktu, tenaga dan biaya yang dibutuhkan untuk membuat game softwere menjadi berkurang secara signifikan. beberapa game dengan jenis dan gamepaly yang hampir sama bisa dibat dengan sedikit usaha bila terlebih dulu dibuat engine-nya. Setelah engine deiselesaian , programmer hanya oerlu menambah program utama, memakai resources (objek 3D, music, efek suara) yang baru, dan jika benar-benar dubutuhkan , sidikit memodifikasi keseluruhan dalam flow-chart, karena alur program bisa diatur sesuai dengn keinginan pemakai engina,yaitu game programmer.

Tipe – tipe Game Engine
                 Game engine biasanya datang dengan berbagai macam jenis dan ditujukan untuk berbagai kemampuan pemrogramman. Tapi dalam pembahasan sekarang ini, ketimbang harus me-list semua jenis game engine yang ada di wikipedia, mendingan kita bahas garis besar nya saja.
                Roll-your-own game engine. Banyak perusahaan game kecil seperti publisher indie biasanya menggunakan engine nya sendiri. Ini berarti mereka menggunakan API seperti XNA, DirectX atau OpenGL untuk membuat game engine mereka sendiri. Disisi lain, mereka kadang menggunakan libraries komersil atau malah open source. Terkadang mereka malah membuat semuanya dari nol.
Biasanya, game engine tipe ini lebih disukai karena selain kemungkinan besar tersedia gratis, juga memperbolehkan mereka, para developer, lebih fleksibel dalam mengintegrasikan komponen yang diinginkan untuk dibentuk sebagai game engine mereka sendiri. Kelemahannya, banyak engine yang dibuat dengan cara semacam ini malah menyerang balik developernya. Menara Games Studio membutuhkan satu tahun penuh untuk menyempurnakan game engine nya, hanya untuk di tulis ulang semuanya dalam beberapa hari penggunaan karena adanya bug kecil yang sangat mengganggu.
                  Mostly-ready game engines. Engine engine ini biasanya sudah menyediakan semuanya begitu diberikan pada developer / programmer. Semuanya termasuk contoh GUI, physiscs, libraries model dan texture, dan segalanya. Banyak dari mereka yang sudah benar benar matang, sehingga dapat langsung digunakan untuk scripting sejak hari pertama.
                   Biasanya game engine semacam ini memiliki batasan batasan, terutama jika dibandingkan dengan game engine sebelumnya yang benar benar terbuka lebar. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi terlalu banyak error yang mungkin terjadi setelah sebuah game yang menggunakan engine ini dirilis, dan masih memungkinkan game engine nya itu sendiri untuk mengoptimalkan kinerja game nya. Banyak dari game engine seperti ini, Unreal Engine, Source Engine, id Tech Engine dan sebagainya, yang sudah sangat optimal dibandingkan jika harus membuat dari awal. Hal ini dengan serta merta menyingkat sangat banyak waktu dan jelas, biaya dari para Developer game.
                 Point-and-click engines. Engine untuk point-and-click merupakan engine yang sangat amat dibatasi, tapi dibuat sangat user friendly. Kamu bahkan bisa mulai membuat game mu sendiri menggunakan engine seperti GameMaker, Torque Game Builder dan Unity3D. Dengan sedikit memanfaatkan coding, kamu sudah bisa merilis game point-and-click yang kamu banget.
                    Kekurangannya terletak pada terbatasnya jenis interaksi yang bisa dilakukan, dan biasanya hal ini mencakup semuanya, mulai dari grafis, hingga tata suara. Tapi bukan berarti game engine jenis ini nggak berguna, bagi developer cerdas dan berdaya kreativitas tinggi, game engine bapuk seperti ini bisa dirubah menjadi sebuah game menyenangkan, seperti Flow. Game engine seperti ini memang ditujukan bagi developer yang ingin menyingkat waktu pemrogramman, dan secepatnya merilis game game mereka.
Beberapa contoh jenis game engine :
1. Freeware game engine/open source game engine
  • Blender
  • Golden T Game Engine (GTGE)
  • DXFramework
  • Ogre
  • Aleph One
  • Axiom Engine
  • Allegro Library
  • Box2D
  • Build Engine
  • Cube
  • Cube 2
  • DarkPlaces
  • jMonkeyEngine (jME)
  • Panda3D
  • Sphere
2. Commercial engines/game engine berbayar (komersial)
  • Alamo
  • A.L.I.V.E
  • BigWorld
  • DXStudio
  • Dunia Engine
  • Euphoria
  • GameStudio
  • Jade Engine
  • Jedi
  • Medusa
  • RPG Maker VX
  • RPG Maker XP
  • RPG Maker 2003
  • RPG Maker 95
  • Vision Engine
Perbandingan dari 2 Game Engine yaitu antara Blender dengan Swift 3D:
Blender
Keuntungan :
               Kelebihan yang dimiliki Blender adalah dapat membuat game tanpa menggunakan program  tambahan lainnya, Karena Blender sudah memiliki “Engine Game” sendiri dan menggunakan “Python” sebagai bahasa pemograman yang lebih mudah ketimbang menggunakan C++,C, dll. Blender menggunakan “OpenGL” sebagai render grafiknya yang dapat digunakan pada berbagai macam “OS” seperti Windows, Linux dan Mac OS X. Gambar berikut merupakan sebuah “screenshot” dari salah satu project game yang dibuat menggunakan Blender Sekarang ini Blender merencanakan sudah mengeluarkan versi yang terbarunya, yaitu Versi 2.49 yang lebih ditujukan untuk pembuat game. Karena Versi ini memiliki fitur-fitur baru yang dirancang untuk membuat tampilan game yang lebih realistis dari pada versi sebelumnya.
Blender 2.49 memiliki fitur baru seperti :
* Video Texture
* Real-time GLSL Material
* Game Logic
* Bullet SoftBody
* Python Editor
* Multilayer Textures
* Physics
* Render Baking dan Normal Mapping dan masih banyak yang lainnya.
* Composite Adalah tempat menambahkan efek visual seperti pada gamabar berikut.
Untuk membuat game di Blender telah disediakan kemudahan oleh blender tanpa harus menggunakan “script” sedikitpun.
Kerugian :
Adapun kekurangan pada Blender, untuk penguasaannya sangat membuntuhkan waktu lama karena memang agak sulit dipahami terutama pada GUI nya.
Adobe Flash (Swift3D)
Kelebihan Swift3D
  • Merupakan tool yang simpel, tidak ribet, tinggal drag and drop.
  • Swift3D mendukung animasi objek 3D.
  • Animasi dapat diexport ke banyak file, misal avi, flv, swf, swt, dan ai.
  • Kita dapat memilih jenis rendering yang kita inginkan, yaitu raster (bitmap) dan vector. Jenis gambar raster lebih lama saat me-render, akan tetapi hasilnya lebih bagus. Sedang untuk vector, gambarnya satu warna atau gradasi warna vector (cocok untuk dimasukkan pada animasi vector flash).
  • Jika kita ingin membuat model yang simpel, maka swift3D bisa digunakan untuk membuatnya.
Kekurangan Swift3D
  • Sangat tidak cocok untuk membuat bentuk 3D yang kompleks. Jika ingin membuat bentuk 3D yang komplek kita harus menggunakan 3dsmax atau blender kemudian kita export dalam bentuk 3ds.
  • Susah untuk membuat animasi sendiri selain dari template animasi dari swift3D.
  • Kita tidak dapat memberikan efek pada objek, misal efek noise dll.
  • Jika kita ingin membuat sprite game berisikan animasi, mungkin cocok digunakan swift3D karena mengingat jika kita menggunakan 3D pada flash dengan engine seperti papervision3D, away3D, sandy3D, maka akan bertambah berat.
Sumber :



0 komentar:

Posting Komentar