menggabungkan setiap pemahaman yang terdapat pada
jurnal-jurnal referensi yangt disebut dengan metode kompilasi.
Adapun jurnal-jurnal yang dijadikan sebagai referensi
tersebut adalah jurnal Ida Bagus Sutresna dengan judul “upaya penerapan
teknik membaca kritis dalam meningkatkan aktivitas dan kemampuan memahami
artikel berita di media massa siswa kelas II SLTP negeri I Singaraja”.
Tulisan ini menerapkan judul berdasarkan jurnal tersebut. Dan kemudian
ditambahkan dengan hasil dari penelitian jurnal-jurnal yang berkaitan, yaitu
jurnal Ali Mustadi, S.Pd, M.Pd, dengan judul “ peningkatan Kemampuan
Critical Reading ( CR) melalui penerapan Metode Appraisal System Dalam
Pengajaran Bahasa Inggris”, jurnal Ahmad Syaifudin Dan Santi
Pratiwi Tri Utami dengan Judul “Penalaran Argumen Siswa dalam Wacana Tulis
Argumentatif sebagai Upaya Membudayakan Berfikir Kritis di SMA”, jurnal
Sunarta dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Kritis Melalui
Melalui strategi Pembelajaran Partisipatif”.
Ada tiga jurnal yang digunakan sebagai bahan referensi
tulisan ini, namun penulis menggunakan lebih banyak bahan dari referensi jurnal
Ida Bagus Sutresna, karena memang judul diambil berdasarkan jurnal tersebut.
Hasil yang dianalisis juga diambil dari jurnal tersebut. Data pada penelitian
jurnal Ida bagus Sutresna dikumpulkan melalui tes hasil belajar, pemantauan
aktivitas pembelajaran, dan wawancara. Tes dilakukan untuk mengetahui prestasi
siswa dalam memahami artikel berita di media massa, yang materinya diarahkan
mulai dari pemahaman kalimat dalam paragraf sampai dengan memahami isi artikel
berita.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis, teknik membaca kritis ini mampu meningkatkan
pemahaman siswa terhadap bahan bacaannya. Selain itu juga meningkatkan sikap
berpikir kritis seorang siswa. Ketika seorang siswa berfikir kritis saat ia
berhadapan dengan sebuah bahan bacaan atau wacana ia akan menganalisis bacaan
tersebut, sifat berfikir kritis tersebut membuat seseorang terus merasa ingin
tahu, tidak sekedar menangkap isi wacana yang dibacanya, tetapi ia juga akan
berfikir apa benar informasi tersebut, dari mana sumbernya, apakah sumber
tersebut dapat dipecaya. Akan banyak pertanyaan-pertanyaan yang timbul di benak
seorang pembaca kritis ketika berhadapan pada sebuah wacana.
Hasil analisis pada tulisan ini adalah berdasarkan
penelitian jurnal-jurnal referensi. Pada hasil penelitian jurnal Ida Bagus
Sutresna, beliau melakukan penelitian dengan tindakan kelas yang diawali
dengan mengadakan refleksi awal, untuk mendapatkan gambaran yang objektif
tentang kemampuan siswa dalam memahami artikel berita. Sebelum diberikan tes
kemampuan memahami isi artikel berita, siswa ditugaskan membaca dan
mencermatinya sesuai arahan guru. Setelah itu, siswa masih diberikan kesempatan
untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya. Ternyata, hasil tes prestasi
belajarnya baru mencapai nilai rata-rata 6,80 (kategori cukup) dan aktivitas
belajarnya mencapai nilai rata-rata 6,4 (kategori cukup). Berdasarkan hasil
refleksi inilah dilakukan penelitian tindakan kelas ini.
Beliau melakukan penelitian tindakan kelas dengan dua kali,
pada penelitian tindakan I, beliau mendapatkan hasil penelitian ini dilakukan
secara klasikal dan hasilnya sudah dapat dikatakan tuntas karena sudah 85%
mencapai nilai rata-rata 6,5 ke atas, namun secara individual masih ada 3 orang
siswa yang belum tuntas hasil belajarnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan
siswa, tampaknya masih banyak siswa yang kesulitan dalam memahami konsep tema,
kalimat utama, gagasan, dan kekurangan waktu dalam mengerjakan soal. Di samping
itu jumlah anggota kelompok diskusi tidak banyak, berkisar 6 sampai 7 orang
tiap kelompok.
Lalu pada penelitian tindakan II, beliau mendapatkan hasil
pengamatan penelitian tehadap aktivitas siswa pada siklus ini, setiap komponen
ada peningkatan dibandingkan aktivitas pembelajaran siswa pada tindakan I. Pada
tindakan I mencapai rata-rata 6,8 (kategori cukup), sedangkan tindakan II
mencapai rata-rata 7,8 (kategori hampir baik). Peningkatan aktivitasnya ini
dapat dinyatakan cukup berarti. Bila hasil penelitian beliau ini dicermati
secara klasikal adalah tuntas, karena pencapaian prestasinya sudah mencapai 95%
memperoleh nilai rata-rata 6,5 ke atas. Secara individual ada 2 orang dari 40
siswa memperoleh nilai rata-rata 6,0 (kategori cukup). Kedua orang siswa ini
tidak dapat dikatakan tidak berhasil karena sudah mencapai nilai minimal.
Jika dihubungkan pada tulisan ini, hasil tersebut dapat
mewakili judul yang digunakan oleh penulis. Karena artikel berita juga termasuk
sebuah wacana. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari teknik membaca
kritis ini dapat meningkatkan kemampuan pemahaman membaca seorang siswa.
Untuk menunjang keberhasilan dalam pemahaman menggunakan
membaca kritis ini ada empat persyaratan pokok yang dikenal, yaitu pengetahuan
tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bahan yang sedang dibaca, sikap
bertanya dan sikap menilai yang tidak tergesa-gesa, penerapan berbagai metode
analisis yang logis atau penelitian ilmia, tindakan yang diambil berdasarkan
penelitian tersebut.
Seorang guru mempunyai tugas untuk membantu siswanya untuk
memiliki sikap analisis. Usaha- usaha tersebut dapat dilaksanakan pada saat
penerapan teknik membaca kritis ini. Dengan demikian standar penilaian murid
terhadap apa yang dibacanya itu akan selalu meningkat. Membaca kritis menuntut
seorang siswa ntuk berfikir lebih kritis pada bahan bacaannya.
Keterampilan membaca kritis dapat dan mesti dikembangkan
secara setapak demi setapak sejak peringkat- peringkat awal. Tujuan membaca
kritis ialah menilai suatu bahan bacaan serta melibatkan pikiran kedalamnya
secara lebih mendalam dengan jalan membuat analisis yang lebih
terpercaya. Jika seorang pembaca dapat memenuhi keempat macam persyaratan dalam
membaca kritis maka manfaat y6ang akan didapat adalah pemahaman yang mendalam
dan keterlibatan yang padu sebagai hasil usaha menganalisis sifat-sifat yang
dimiliki oleh bahan bacaan, kemampuan mengingat yang lebih kuat sebagai hasil
usaha memahami berbagai hubungan yang ada didalam bahan bacaan itu sendiri dan
hubungam antara bahan bacaan tersebut dengan bacaan lain atau dengan pengalaman
membaca, dan manfaat yang terakhir kepercayaan terhadap diri sendiri yang lebih
mantap untuk memberikan penilaian secara kritis sehingga dapat pula mendapatkan
dukungan terhadap berbagai pendapat tentang isi bacaan.
Seperti pada jurnal Ida Bagus Sutresna dikatakan penyebab
meningkatnya prestasi belajar siswa kelas IIF SLTP Negeri 1
Singaraja dalam memahami artikel berita di media massa, dapat dinyatakan
didasari dengan adanya peningkatan aktivitas belajarnya. Dalam mengupayakan
peningkatan aktivitas siswa, banyak cara yang ditempuh dan diusahakan guru.
Cara-cara tersebut, antara lain : (1) Materi yang diiktiarkan guru
disesuaikan dengan tingkat keterbacaan dan kesesuaian kemampuan siswa; (2)
Materi pembelajaran disampaikan guru dengan baik dan jelas, sehingga mudah
dipahami siswa; (3) Jumlah anggota kelompok diskusi yang tidak terlalu banyak
dan dibimbing guru, maka diskusinya menjadi efektif; dan (4) Guru tidak
henti-hentinya memberi semanagt dan motivasi siswa pada saat pembelajaran
berlangsung.
Berdasarkan temuan penelitian ini, maka untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami artikel berita di media massa sangat perlu
mengupayakan peningkatan aktivitas belajar siswa. Apabila aktivitas belajar
siswa dapat ditingkatkan besar kemungkinannnya prestasi belajarnya akan
meningkat. Oleh karena itu, temuan penelitian ini dapat dijadikan salah satu
alternatif untuk meningkatkan kemampuan memahami bacaan pada umumnya, dan
khususnya artikel berita yang diterbitkan di media massa.
Untuk meningkatkan pemahaman dengan membaca kritis ini akan
melatih seorang siswa untuk berpikir kritis. Dengan pembelajaran membaca kritis
ini, sikap terbiasa siswa berpikir kritisnya akan membuatnya lebih memahami isi
sebuah wacana, juga menjadi siswa yang lebih selektif pada wacana-wacana yang
dibacanya. Seperti pada jurnal referensi Ahmad Syaifudin Dan Santi Pratiwi Tri
Utami dengan Judul “Penalaran Argumen Siswa dalam Wacana Tulis Argumentatif
sebagai Upaya Membudayakan Berfikir Kritis di SMA”, yang mengacu pada
data, instrumen yang beliau gunakan pada penelitian berupa tugas pada wacana
argumentasi. Dalam konteks ini siswa dituntut menulis secara langsung untuk
melahirkan ide-ide, gagasan, dan pendapat yang bersumber dari usaha mengkritisi
kondisi ataupun pernyataan yang mereka rekam melalui pancaidranya. Data-data
yang menunjukkan pola ataupun teknik
penalaran
argumen siswa dicatat dan diidentifikasi dalam bentuk sebuah kartu data. Hal
ini bertujuan untuk mempermudah dalam pengklasifikasian dan analisis data.
Untuk itu, peneliti dalam posisi ini pun dijadikan pula sebagai sebagai human
instrument sebab nantinya pun data yang diperoleh dari lapangan
dirinyalah yang menganalisis.
Dari jurnal tersebut dapat dilihat tidak hanya dalam membaca dituntut berpikir
kritis, tetapi pada menulis juga dituntut berpikir kritis. Sekalipun pada
wacana yang menggunakan teks bahasa Inggris. Seperti pada jurnal referensi Ali
Mustadi, S.Pd, M.Pd, dengan judul “ peningkatan Kemampuan Critical Reading (
CR) melalui penerapan Metode Appraisal System Dalam Pengajaran Bahasa Inggris”,
pada jurnal ini beliau membuat suatu penelitian untuk meningkatkan kemampuan
dalam membaca kritis dengan metode Appraisal dalam teks bahasa Inggris. Dapat
disimpulkan dengan meningkatnya kemampuan membaca kritis seorang siswa. Maka
meningkatlah kemampuan berpikir kritisnya, dan dengan begitu semakin tinggilah
tingkat pemahamannya terhadap suatu bahan bacaan.
KESIMPULAN
Pada hasil analisis tulisan ini
dapat disimpulkan bahwa teknik membaca kritis dapat meningkatkan pemahaman
siswa dalam membaca sebuah bahan bacaan. Selain itu teknik membaca kritis ini
juga dapat membuat seorang siswa meningkatkan kemampuan berpikir kritis nya.
Berdasarkan temuan penelitian yang dilakukan oleh Ida Bagus
Sutresna, dikatakan maka untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
artikel berita di media massa sangat perlu mengupayakan peningkatan aktivitas
belajar siswa. Apabila aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan besar kemungkinannnya
prestasi belajarnya akan meningkat. Oleh karena itu, temuan penelitian ini
dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan memahami
bacaan pada umumnya, dan khususnya artikel berita yang diterbitkan di media
massa. Yang hasilnya adalah pengupayaan penerapan teknik membaca
kritis dapat meningkatkan aktivitas belajar dan berpengaruh terhadap
peningkatakan prestasi belajarnya. Nilai rata-rata aktivitas belajar secara
klasikal pada pratindakan 6, 4 (kategori cukup), tindakan I 6,8 (kategori
cukup), dan tindakan II 7,8 (kategori hampir baik), sedangkan nilai prestasi
belajarnya pada pratindakan 6,80 (kategori cukup), tindakan I 70,00 (kategori
lebih dari cukup), dan tindakan II 8,15 (kategori baik).
Pada jurnal referensi Ali Mustadi, S.Pd, M.Pd, dengan judul
“ peningkatan Kemampuan Critical Reading ( CR) melalui penerapan Metode
Appraisal System Dalam Pengajaran Bahasa Inggris”, pada jurnal ini
beliau membuat suatu penelitian untuk meningkatkan kemampuan dalam membaca
kritis dengan metode Appraisal dalam teks bahasa Inggris. kajian ini diharapkan
dapat memberikan pemahaman lebih mendalam tentang metode Appraisal System
dalam pengajaran Reading pada mata kuliah Bahasa Inggris, dimana diharapkan
melalui penerapan metode appraisal system dalam memahami isi teks bisa
meningkatkan kemampuan membaca kritis / critical reading, kemudian
menumbuhkan kemampuan berfikir kritis/ critical thingking, sehingga akan
terwujud kesadaran berbahasa secara kritis / critical language awareness
dan melek bahasa / language literacy bagi mahasiswa dan bagi masyarakat
pada umumnya.
Dapat disimpulkan dengan meningkatnya kemampuan membaca kritis seorang siswa.
Maka meningkatlah kemampuan berpikir kritisnya, dan dengan begitu semakin
tinggilah tingkat pemahamannya terhadap suatu bahan bacaan. Oleh karena itu
membaca kritis ini perlu dikembangkan secara dini, selangkah demi selangkah,
kalau perlu sejak ditingkat dasar, karena pengembangan secara kritisnya
tergantung pada pemahaman literal, pengayaan kosakata, merupakan unsur yang
tidak dapat diabaikan.