Senin, 30 April 2012

Diposting oleh febrina tomodachi di Senin, April 30, 2012 0 komentar

menggabungkan setiap pemahaman yang terdapat pada jurnal-jurnal referensi yangt disebut dengan metode kompilasi.
Adapun jurnal-jurnal yang dijadikan sebagai referensi tersebut adalah jurnal Ida Bagus Sutresna dengan judul “upaya penerapan teknik membaca kritis dalam meningkatkan aktivitas dan kemampuan memahami artikel berita di media massa siswa kelas II  SLTP negeri I Singaraja”. Tulisan ini menerapkan judul berdasarkan jurnal tersebut. Dan kemudian ditambahkan dengan hasil dari penelitian jurnal-jurnal yang berkaitan, yaitu jurnal Ali Mustadi, S.Pd, M.Pd, dengan judul “ peningkatan Kemampuan Critical Reading ( CR) melalui penerapan Metode Appraisal System Dalam Pengajaran Bahasa Inggris”,  jurnal Ahmad Syaifudin Dan Santi Pratiwi Tri Utami dengan Judul “Penalaran Argumen Siswa dalam Wacana Tulis Argumentatif sebagai Upaya Membudayakan Berfikir Kritis di SMA”, jurnal Sunarta dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Kritis Melalui Melalui strategi Pembelajaran Partisipatif”.
Ada tiga jurnal yang digunakan  sebagai bahan referensi tulisan ini, namun penulis menggunakan lebih banyak bahan dari referensi jurnal Ida Bagus Sutresna, karena memang judul diambil berdasarkan jurnal tersebut. Hasil yang dianalisis juga diambil dari jurnal tersebut. Data pada penelitian jurnal Ida bagus Sutresna dikumpulkan melalui tes hasil belajar, pemantauan aktivitas pembelajaran, dan wawancara. Tes dilakukan untuk mengetahui prestasi siswa dalam memahami artikel berita di media massa, yang materinya diarahkan mulai dari pemahaman kalimat dalam paragraf sampai dengan memahami isi artikel berita.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis, teknik membaca kritis ini mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan bacaannya. Selain itu juga meningkatkan sikap berpikir kritis seorang siswa. Ketika seorang siswa berfikir kritis saat ia berhadapan dengan sebuah bahan bacaan atau wacana ia akan menganalisis bacaan tersebut, sifat berfikir kritis tersebut membuat seseorang terus merasa ingin tahu, tidak sekedar menangkap isi wacana yang dibacanya, tetapi ia juga akan berfikir apa benar informasi tersebut, dari mana sumbernya, apakah sumber tersebut dapat dipecaya. Akan banyak pertanyaan-pertanyaan yang timbul di benak seorang pembaca kritis ketika berhadapan pada sebuah wacana.
Hasil analisis pada tulisan ini adalah berdasarkan penelitian jurnal-jurnal referensi. Pada hasil penelitian jurnal Ida Bagus Sutresna, beliau melakukan  penelitian dengan tindakan kelas yang diawali dengan mengadakan refleksi awal, untuk mendapatkan gambaran yang objektif tentang kemampuan siswa dalam memahami artikel berita. Sebelum diberikan tes kemampuan memahami isi artikel berita, siswa ditugaskan membaca dan mencermatinya sesuai arahan guru. Setelah itu, siswa masih diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya. Ternyata, hasil tes prestasi belajarnya baru mencapai nilai rata-rata 6,80 (kategori cukup) dan aktivitas belajarnya mencapai nilai rata-rata 6,4 (kategori cukup). Berdasarkan hasil refleksi inilah dilakukan penelitian tindakan kelas ini.
Beliau melakukan penelitian tindakan kelas dengan dua kali, pada penelitian tindakan I, beliau mendapatkan hasil penelitian ini dilakukan secara klasikal dan hasilnya sudah dapat dikatakan tuntas karena sudah 85% mencapai nilai rata-rata 6,5 ke atas, namun secara individual masih ada 3 orang siswa yang belum tuntas hasil belajarnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, tampaknya masih banyak siswa yang kesulitan dalam memahami konsep tema, kalimat utama, gagasan, dan kekurangan waktu dalam mengerjakan soal. Di samping itu jumlah anggota kelompok diskusi tidak banyak, berkisar 6 sampai 7 orang tiap kelompok.
Lalu pada penelitian tindakan II, beliau mendapatkan hasil pengamatan penelitian tehadap aktivitas siswa pada siklus ini, setiap komponen ada peningkatan dibandingkan aktivitas pembelajaran siswa pada tindakan I. Pada tindakan I mencapai rata-rata 6,8 (kategori cukup), sedangkan tindakan II mencapai rata-rata 7,8 (kategori hampir baik). Peningkatan aktivitasnya ini dapat dinyatakan cukup berarti. Bila hasil penelitian beliau ini dicermati secara klasikal adalah tuntas, karena pencapaian prestasinya sudah mencapai 95% memperoleh nilai rata-rata 6,5 ke atas. Secara individual ada 2 orang dari 40 siswa memperoleh nilai rata-rata 6,0 (kategori cukup). Kedua orang siswa ini tidak dapat dikatakan tidak berhasil karena sudah mencapai nilai minimal.
Jika dihubungkan pada tulisan ini, hasil tersebut dapat mewakili judul yang digunakan oleh penulis. Karena artikel berita juga termasuk sebuah wacana.  Maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari teknik membaca kritis ini dapat meningkatkan kemampuan pemahaman membaca seorang siswa.
Untuk menunjang keberhasilan dalam pemahaman menggunakan membaca kritis ini ada empat persyaratan pokok yang dikenal, yaitu pengetahuan tentang  bidang ilmu yang disajikan dalam bahan yang sedang dibaca, sikap bertanya dan sikap menilai yang tidak tergesa-gesa, penerapan berbagai metode analisis yang logis atau penelitian ilmia, tindakan yang diambil berdasarkan penelitian tersebut.
Seorang guru mempunyai tugas untuk membantu siswanya untuk memiliki sikap analisis. Usaha- usaha tersebut dapat dilaksanakan pada saat penerapan teknik membaca kritis ini. Dengan demikian standar penilaian murid terhadap apa yang dibacanya itu akan selalu meningkat. Membaca kritis menuntut seorang siswa ntuk berfikir lebih kritis pada bahan bacaannya.
Keterampilan membaca kritis dapat dan mesti dikembangkan secara setapak demi setapak sejak peringkat- peringkat awal. Tujuan membaca kritis ialah menilai suatu bahan bacaan serta melibatkan pikiran kedalamnya secara  lebih mendalam dengan jalan membuat analisis yang lebih terpercaya. Jika seorang pembaca dapat memenuhi keempat macam persyaratan dalam membaca kritis maka manfaat y6ang akan didapat adalah pemahaman yang mendalam dan keterlibatan yang padu sebagai hasil usaha menganalisis sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan bacaan, kemampuan mengingat yang lebih kuat sebagai hasil usaha memahami berbagai hubungan yang ada didalam bahan bacaan itu sendiri dan hubungam antara bahan bacaan tersebut dengan bacaan lain atau dengan pengalaman membaca, dan manfaat yang terakhir kepercayaan terhadap diri sendiri yang lebih mantap untuk memberikan penilaian secara kritis sehingga dapat pula mendapatkan dukungan terhadap berbagai pendapat tentang isi bacaan.
Seperti pada jurnal Ida Bagus Sutresna dikatakan penyebab meningkatnya prestasi belajar siswa kelas IIF SLTP Negeri 1 Singaraja dalam memahami artikel berita di media massa, dapat dinyatakan didasari dengan adanya peningkatan aktivitas belajarnya. Dalam mengupayakan peningkatan aktivitas siswa, banyak cara yang ditempuh dan diusahakan guru. Cara-cara tersebut, antara  lain : (1) Materi yang diiktiarkan guru disesuaikan dengan tingkat keterbacaan dan kesesuaian kemampuan siswa; (2) Materi pembelajaran disampaikan guru dengan baik dan jelas, sehingga mudah dipahami siswa; (3) Jumlah anggota kelompok diskusi yang tidak terlalu banyak dan dibimbing guru, maka diskusinya menjadi efektif; dan (4) Guru tidak henti-hentinya memberi semanagt dan motivasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan temuan penelitian ini, maka untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami artikel berita di media massa sangat perlu mengupayakan peningkatan aktivitas belajar siswa. Apabila aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan besar kemungkinannnya prestasi belajarnya akan meningkat. Oleh karena itu, temuan penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan memahami bacaan pada umumnya, dan khususnya artikel berita yang diterbitkan di media massa.
Untuk meningkatkan pemahaman dengan membaca kritis ini akan melatih seorang siswa untuk berpikir kritis. Dengan pembelajaran membaca kritis ini, sikap terbiasa siswa berpikir kritisnya akan membuatnya lebih memahami isi sebuah wacana, juga menjadi siswa yang lebih selektif pada wacana-wacana yang dibacanya. Seperti pada jurnal referensi Ahmad Syaifudin Dan Santi Pratiwi Tri Utami dengan Judul “Penalaran Argumen Siswa dalam Wacana Tulis Argumentatif sebagai Upaya Membudayakan Berfikir Kritis di SMA”, yang  mengacu pada data, instrumen yang beliau gunakan pada penelitian berupa tugas pada wacana argumentasi. Dalam konteks ini siswa dituntut menulis secara langsung untuk melahirkan ide-ide, gagasan, dan pendapat yang bersumber dari usaha mengkritisi kondisi ataupun pernyataan yang mereka rekam melalui pancaidranya. Data-data yang menunjukkan pola ataupun teknik
penalaran argumen siswa dicatat dan diidentifikasi dalam bentuk sebuah kartu data. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam pengklasifikasian dan analisis data. Untuk itu, peneliti dalam posisi ini pun dijadikan pula sebagai sebagai human instrument sebab nantinya pun data yang diperoleh dari lapangan dirinyalah yang menganalisis.
            Dari jurnal tersebut dapat dilihat tidak hanya dalam membaca dituntut berpikir kritis, tetapi pada menulis juga dituntut berpikir kritis. Sekalipun pada wacana yang menggunakan teks bahasa Inggris. Seperti pada jurnal referensi Ali Mustadi, S.Pd, M.Pd, dengan judul “ peningkatan Kemampuan Critical Reading ( CR) melalui penerapan Metode Appraisal System Dalam Pengajaran Bahasa Inggris”, pada jurnal ini beliau membuat suatu penelitian untuk meningkatkan kemampuan dalam membaca kritis dengan metode Appraisal dalam teks bahasa Inggris. Dapat disimpulkan dengan meningkatnya kemampuan membaca kritis seorang siswa. Maka meningkatlah kemampuan berpikir kritisnya, dan dengan begitu semakin tinggilah tingkat pemahamannya terhadap suatu bahan bacaan.


KESIMPULAN
           
            Pada hasil analisis tulisan ini dapat disimpulkan bahwa teknik membaca kritis dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca sebuah bahan bacaan. Selain itu teknik membaca kritis ini juga dapat membuat seorang siswa meningkatkan kemampuan berpikir kritis nya.
Berdasarkan temuan penelitian yang dilakukan oleh Ida Bagus Sutresna, dikatakan maka untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami artikel berita di media massa sangat perlu mengupayakan peningkatan aktivitas belajar siswa. Apabila aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan besar kemungkinannnya prestasi belajarnya akan meningkat. Oleh karena itu, temuan penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan memahami bacaan pada umumnya, dan khususnya artikel berita yang diterbitkan di media massa. Yang hasilnya adalah pengupayaan penerapan teknik membaca kritis dapat meningkatkan aktivitas belajar dan berpengaruh terhadap peningkatakan prestasi belajarnya. Nilai rata-rata aktivitas belajar secara klasikal pada pratindakan 6, 4 (kategori cukup), tindakan I 6,8 (kategori cukup), dan tindakan II 7,8 (kategori hampir baik), sedangkan nilai prestasi belajarnya pada pratindakan 6,80 (kategori cukup), tindakan I 70,00 (kategori lebih dari cukup), dan tindakan II 8,15 (kategori baik).




Pada jurnal referensi Ali Mustadi, S.Pd, M.Pd, dengan judul “ peningkatan Kemampuan Critical Reading ( CR) melalui penerapan Metode Appraisal System Dalam Pengajaran Bahasa Inggris”, pada jurnal ini beliau membuat suatu penelitian untuk meningkatkan kemampuan dalam membaca kritis dengan metode Appraisal dalam teks bahasa Inggris. kajian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih mendalam tentang metode Appraisal System dalam pengajaran Reading pada mata kuliah Bahasa Inggris, dimana diharapkan melalui penerapan metode appraisal system dalam memahami isi teks bisa meningkatkan kemampuan membaca kritis / critical reading, kemudian menumbuhkan kemampuan berfikir kritis/ critical thingking, sehingga akan terwujud kesadaran berbahasa secara kritis / critical language awareness dan melek bahasa / language literacy bagi mahasiswa dan bagi masyarakat pada umumnya.
            Dapat disimpulkan dengan meningkatnya kemampuan membaca kritis seorang siswa. Maka meningkatlah kemampuan berpikir kritisnya, dan dengan begitu semakin tinggilah tingkat pemahamannya terhadap suatu bahan bacaan. Oleh karena itu membaca kritis ini perlu dikembangkan secara dini, selangkah demi selangkah, kalau perlu sejak ditingkat dasar, karena pengembangan secara kritisnya tergantung pada pemahaman literal, pengayaan kosakata, merupakan unsur yang tidak dapat diabaikan.

Jumat, 20 April 2012

̘ˆì„± Yesung 너 아니면 안ë�¼ It has to be you Piano

Diposting oleh febrina tomodachi di Jumat, April 20, 2012 0 komentar
̘ˆì„± Yesung 너 아니면 안ë�¼ It has to be you Piano